Header Ads


Artikel

Selasa, 29 September 2015

PROGRAM PEMBELAJARAN

PEMAHAMAN MATERI A. Pemahaman terhadap Buku Buku pelajaran merupakan pedoman sebagai standar minimal dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang dapat dikembangkan sesuai kondisi sekolah. Buku pelajaran terdiri atas buku guru dan buku siswa. Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mendukung pencapaian kompetensi yang diharapkan bagi peserta didik. Buku guru memuat antara lain : a. maksud dan tujuan pembelajaran masing-masing mapel b. struktur KI dan KD masing-masing mapel c. pengembangan pembelajaran sesuai karakteristik mata pelajaran d. model dan pendekatan pembelajaran e. peta konsep dan materi pembelajaran masing-masing mapel Buku siswa dalam pengimplementasian kurikulum 2013 berciri khas aktivitas yang menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Buku siswa yang disusun berbasis pada kegiatan yang dikemas dalam berbagai macam bentuk tugas atau latihan serta projek. Buku Siswa memuat antara lain : a. peta konsep atau peta materi b. materi pembelajaran Sumber belajar bukan hanya buku dan guru. Materi pembelajaran dapat diperoleh dengan pemanfaatan sumber belajar antara lain lingkungan sekitar (kontekstual), topik kekinian dan sumber belajar dengan sudut pandang berbeda. Materi di buku siswa dirancang untuk menjadi dasar dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan pencarian data (mengamati, menanya dan mencoba) peserta didik memerlukan sumber lain. Sumber tersebut dapat diperoleh dari wawancara dengan narasumber yang ada di sekitar, buku referensi, internet ataupun melalui eksperimen yang dilakukan peserta didik. Buku Guru dan Buku Siswa dibuat untuk memfasilitasi pembelajaran di seluruh Indonesia yang memiliki keragaman potensi lingkungan, serta kekhasan budaya dan tradisi. Pembelajaran yang diberikan akan memfasilitasi peserta didik untuk mampu mengenali dan mengembangkan potensi daerahnya masing-masing. Dengan demikian materi pembelajaran harus disesuaikan dengan konteks tempat di mana peserta didik berada serta potensi dan kekhasan yang dimiliki daerah tersebut. Perkembangan situasi ekonomi, politik dan budaya terjadi dengan cepat. Materi pembelajaran sedapat mungkin dikaitkan dengan kondisi, peristiwa, topik dan informasi yang aktual pada saat materi pembelajaran diberikan. Konteks waktu yang digunakan dapat merupakan kondisi, peristiwa, topik dan informasi yang terdapat di Indonesia atau dunia Pembelajaran kontekstual (contextual learning) merupakan sebuah pembelajaran yang dapat memberikan dukungan dan penguatan pemahaman siswa dalam menyerap sejumlah materi pembelajaran serta mampu memperoleh makna dari apa yang mereka pelajari dan mampu menghubungkannya dengan kenyataan hidup sehari hari Contoh. : Konteks tempat Buku Teks kelas X hal 41. Prakarya & Kewirausahaan Semester 1 Bidang Kerajinan : Menggali informasi yang berkaitan dengan kerajinan tekstil yang berkembang di wilayah setempat Pengembangan buku guru dan buku siswa menekankan pentingnya Bahasa Indonesia dan memfungsikan Bahasa Indonesia sebagai penghela pengetahuan. Bahasa merupakan sarana berfikir ilmiah sehingga siapapun yang ingin menguasai ilmu pengetahuan apapun sarana untuk mendapatkanya harus terlebih dahulu dikuasai. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar nasional, maka seseorang yang ingin menguasai ilmu pengetahuan apapun di Indonesia ini terlebih dahulu harus menguasai bahasa Indonesia. Buku guru dan buku siswa memuat pemahaman tentang pengetahuan prosedural dan metakognitif. Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge) adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan suatu hal, metode dan inkuiri, dan kriteria untuk menggunakan suatu keterampilan, algoritma, teknik dan suatu metode. Terdiri dari pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma tertentu (Knowledge of subject-specific skills and algorithms), pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu (Knowledge of subject-specific techniques and methods), pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang tepat (Knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures). (Cognitive process dimension) Contoh : Buku Siswa PJOK Kelas X halaman 35 yaitu pengetahuan prosedural dalam menembak bola (shooting) dengan dua tangan pada permainan basket Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge) adalah pengetahuan kognisi secara umum seperti kesadaran dan pengetahuan tentang kognisinya itu sendiri. Meliputi; pengetahuan Strategis (Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi umum untuk belajar, berpikir dan pemecahan masalah., pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang cocok (Knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge) dan Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge). (Cognitive process dimension) Contoh : Buku Siswa PPKn Kelas X Bab 1 halaman 31 yaitu penguatan pengetahuan metakognitif dalam pembelajaran ini adalah pengetahuan strategi umum untuk berpikir dan pemecahan masalah “Solusi terhadap Tantangan” terhadap penegakan HAM di Indonesia. Pemahaman materi pada buku guru dan buku siswa meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya, dan Prakarya bukan hanya mengembangkan motorik. Kemampuan motorik ada pada ranah tindakan produktif yang kongkrit, belum tentu melibatkan kemampuan berpikir kreatif dan abstrak. Keterampilan menurut Kurikulum 2013 didefinisikan sebagai kemampuan pikir serta tindak secara produktif dan kreatif, dalam ranah konkret dan abstrak sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. Materi pembelajaran PJOK, Seni Budaya, serta Prakarya dan Kewirausahaan harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pikir dan tindak secara kreatif dan pada ranah abstrak, selain ketrampilan pada ranah tindakan produktif yang konkret. Contoh : Buku Teks kelas X Prakarya dan Kewirausahaan Semester 1 Bidang Kerajinan halaman 49. Pada tugas diminta mengemukakan ide peserta didik tentang berbagai jenis usaha kerajinan tekstil yang dapat menjadi pilihan bidang wirausaha sesuai dengan potensi wilayah tempat tinggalmu! Pengembangan materi pembelajaran dalam buku guru dan buku siswa diperlukan pengumpulan, pengelompokan dan penyajian data bukan hanya untuk mata pelajaran matematika. Hal ini disebabkan pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan pada Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran saintifik dan menekankan kepada riset. Pada langkah-langkah pembelajaran saintifik, peserta didik akan mengamati, menanya dan mencoba. Ketiga proses tersebut berkaitan dengan kegiatan pengumpulan data. Langkah selanjutnya adalah menalar data dan mempresentasikan data serta hasil penalarannya. Pada materi pembelajaran saintifik, data menjadi objek penting pada materi pembelajaran. Contoh : Buku Siswa Seni Budaya Kelas X halaman 5 Peserta didik diminta melakukan pengamatan dan mengumpulkan data tentang jenis, bahan, medium dan teknik pada karya seni rupa dua dimensi yang dituangkan dalam tabel yang disiapkan. Materi pembelajaran dalam buku guru dan buku siswa dapat mendorong keterampilan berpikir peserta didik dari tingkat rendah ke tingkat yang tinggi yang dikenal Low Order Thinking Skills (LOTS) dan High Order Thinking Skills (HOTS). Low Order Thinking Skills adalah keterampilan berpikir tingkat rendah yang hanya mendorong peserta untuk mengingat kembali atau menghapal materi-materi pembelajaran yang bersifat teoretis dengan tingkatan rendah pula. Low Order Thinking Skills atau keterampilan berpikir tingkat rendah apabila dikaitkan dengan taksnomi Bloom berada pada pola berpikir C1 (mengingat) dan C2 (memahami). Keterampilan berpikir jenis ini tidak mendorong siswa untuk menganalisis suatu permasalahan, melainkan lebih kepada untuk menghafal fakta-fakta yang disajikan dalam materi pembelajaran. Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat diidentifikasi dari model tes atau penugasan yang diberikan oleh guru atau yang tersedia dalam buku teks. Jenis soal tes yang hanya mempertanyakan fakta-fakta secara dangkal merupakan salah bentuk dari implementasi pola berpikir ini. Misalnya menanyakan tempat lahir, menanyakan nama tokoh, dan sebagainya. Biasa model pertanyaan ini jawabannya sudah tersedia didalam buku, jadi peserta didik hanya memindahkan saja tanpa harus mencari dari sumber lain. High Order Thinking Skills merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mendorong peserta didik untuk melakukan analisis, evaluasi, serta mengkreasikan materi pembelajaran serta peristiwa-peristiwa yang terkait dengan materi tersebut. High Order Thinking Skills atau keterampilan berpikir tingkat tinggi apabila ditinjau dari taksonomi Bloom berada pada level menganalisis, mengevaluasi dan mencipta atau mengkreasikan. Higher Order Thinking Skill atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Dalam pembentukan sistem konseptual proses berpikir tingkat tinggi yang biasa digunakan adalah berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis peserta didik antara lain dapat dilatih melalui pemberian masalah dalam bentuk soal yang bervariasi. Contoh : Buku Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X halaman 105 Disajikan sebuah bacaan dengan judul "Cancellation of JYJ Concert in Singapore" yang termasuk materi Higher Order Thinking Skill. Dalam pengembangan materi pembelajaran diperlukan pemanfaatan TIK. Pemanfaatan TIK dalam implementasi Kurikulum 2013 sangat penting karena akan mempermudah kegiatan pembelajaran baik bagi peserta didik maupun bagi guru. Bagi peserta didik maupun guru , dengan perangkat lunak seperti Microsoft office, open office dan multimedia akan memudahkan pengerjaan tugas tugas pembuatan laporan, pendokumentasian dan presentasi. Dengan tampilan yang disertai teks, gambar suara, animasi atau video akan menjadikan bahasan pembelajaran menjadi menarik, tidak monoton dan dan mudah di pahami Contoh Buku Teks kelas X Prakarya & Kewirausahaan Bidang Rekayasa Semester 1 halaman 56. Peserta didik ditugaskan mencari data tentang sejarah perkembangan media komunikasi pada rentang masa tertentu di wilayah tertentu, baik tes maupun gambar dari berbagai sumber termasuk internet. B. Identifikasi dan integrasi muatan lokal dalam Pembelajaran Muatan lokal merupakan bahan kajian yang membentuk pemahaman kepada peserta didik terhadap potensi keunggulan lokal di wilayah sekolah berkaitan dengan materi kekinian, materi transdispliner atau materi interdisipliner Materi pembelajaran dengan pendekatan transdisipliner mengarahkan peserta didik untuk memecahkan masalah di luar bidang keilmuannya. Pada prosesnya, peserta didik akan mencari tahu dan berupaya untuk memahami perbedaan bidang keilmuan lain tersebut dengan. bidang yang dikuasai Tujuan pendekatan agar peserta didik memiliki pengalaman berhadapan dengan permasalahan di luar bidang keilmuannya dan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Materi pembelajaran dengan pendekatan interdisipliner mengajak peserta didik untuk memandang suatu konsep dengan beberapa sudut keilmuan yang berbeda. Pendekatan interdisipliner mengintegrasikan beberapa bidang keilmuan. Integrasi muatan lokal pada mata pelajaran tertentu adalah melakukan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang berisi bahan kajian tentang potensi keunggulan lokal daerah setempat yang berkaitan dengan materi kekinian, materi transdispliner atau materi interdisipliner sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar mata pelajaran tersebut. Integrasi muatan lokal dimaksudkan agar peserta didik: a. mengenal dan memahami materi kekinian, materi transdispliner atau materi interdisipliner. b. mengenal dan memahami lingkungan alam, sosial, dan budaya di wilayah setempat; c. memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan d. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Penentuan dan pelaksanaan muatan lokal dalam mata pelajaran tertentu dilakukan melalui tahapan identifikasi dan analisis keunggulan lokal daerah setempat yang berkaitan dengan materi kekinian, materi transdispliner atau materi interdisipliner yang relevan dengan materi pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Contoh : Materi kekinian sebagai kajian tentang potensi daerah setempat Buku Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X halaman 33. Peserta didik diminta menyusun laporan hasil observasi terhadap pembangunan di wilayah setempat dan hasilnya dikirimkan kepada pihak pemerintah setempat seperti lurah, camat atau bupati yang disertai surat pengantar resmi dari sekolah. Contoh : Pendekatan Transdisipliner Buku Mata Pelajaran Sejarah Kelas X halaman 5 Didalam pembahasan kajian tentang kehidupan zaman pra-aksara, para sejarawan harus menggunkan metode penelitian ilmu arkeologi, ilmu geologi dan biologi Contoh : Pendekatan Interdisipliner Buku Mata Pelajaran PKn Kelas X halaman 56 Pembahasan tentang keikutsertaan Indonesia di kawasan ASEAN akan lebih lengkap dan menarik jika pembahasannya dikaji dari berbagai disiplin ilmu misalnya dari sudut pandang keilmuan lain seperti sosiologi,ekonomi, atau sejarah. C. Aktualiasasi Mata Pelajaran dalam Kegiatan Kepramukaan Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai nilai kepramukaan; Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model meliputi: a. Model Blok merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian umum. b. Model Aktualisasi merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal. c. Model Reguler merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di Gugus depan. Kegiatan Kepramukaan dalam pembelajaran (aktualisasi) merupakan kegiatan yang direncanakan oleh guru mata pelajaran sesuai dengan materi pembelajaran/karakteristik KD yang relevan dengan nilai-nilai kepramukaan untuk diserahkan kepada pembina Pramuka untuk dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu dengan durasi waktu 120 menit untuk semua mata pelajaran Contoh: Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas X halaman 47 secara tersurat konsep materi nilai mutlak yang dapat diaktualisasikan dalam kepramukaan. D. Lembar Kerja Lakukan telaah buku guru dan atau buku siswa, kemudian: 1) Identifikasi materi pembelajaran dan atau penugasan/latihan/uji kompetensi yang diuraikan dalam buku yang menggambarkan: a. pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif. b. keterampilan berpikir tingkat rendah (low order thinking skills) dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills) pada mata pelajaran masing-masing. 2) Identifikasi dan analisis keunggulan lokal daerah setempat yang dapat diintegrasikan materi atau kompetensi dasar pada mata pelajaran masing-masing. 3) Identifikasi materi pembelajaran dan atau KD yang relevan dapat diaktualiasasikan dalam kegiatan kepramukaan pada mata pelajaran masing-masing. Jika poin 2) dan 3) tidak teridentifikasi dalam buku maka gunakanlah sumber lain yang relevan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads

Designed By